Keunikan Rumah Adat Mbaru Niang

Rumah adat Mbaru Niang adalah contoh karya arsitektur vernakular yang unik, rumah berbentuk kerucut ini mirip seperti rumah Honai di Papua dan cukup mirip dengan rumah adat di Tanjania, Afrika. Atapnya ditutupi daun lontar, dari atas hingga ke bawah dan hampir menyentuh tanah, Tingginya mencapai 15 m dengan pembagian beberapa lantai. Rumah adat Mbaru Niang dapat ditemukan di kampung Wae Rebo, Gunung Pocoroko, Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur, Indonesia.

Rumah adat Mbaru Niang, Wae Rebo
Rumah adat Mbaru Niang, Wae Rebo - img by pinterest

Rumah adat Mbaru Niang biasanya memiliki diameter lantai dasar sekitar 15 m dan terbagi atas 5 lantai. Rumah adat ini termasuk langka dan tinggal hanya beberapa unit saja di daerah asalnya. Rumah ini umumnya dihuni oleh 6 sampai 8 keluarga. Adapun yang pertama kali menemukan rumah adat ini justru orang luar Indonesia yaitu antropolog asal Belanda, Catherine Allerton yang mencari daerah Wae Rebo untuk kepentingan penelitiannya.

Tata Ruang

Rumah adat Mbaru Niang secara tata ruang vertikal terbagi atas  5 lantai. Setiap level lantainya mempunyai nama dan fungsinya masing-masing yaitu :
  1. Lantai pertama (lantai dasar) disebut lutur yang dipakai sebagai tempat tinggal dan berkumpul dengan keluarga. Tingkat lutur dibagi tiga, bagian depan ruangan untuk bersama, seperti ruang keluarga. Di bagian dalam adalah kamar-kamar yang dipisahkan dengan papan, sementara dapur ada di bagian tengah rumah.
  2. Lantai kedua merupakan loteng atau disebut lobo berfungsi untuk menyimpan bahan makanan dan barang-barang sehari-hari
  3. Lantai ketiga dinamakan lentar yaitu tempat untuk menyimpan benih-benih tanaman pangan, seperti benih jagung, padi, dan kacang-kacangan
  4. Lantai keempat disebut lempa rae yang digunakan untuk stok pangan apabila terjadi kekeringan,
  5. Lantai kelima disebut dengan hekang kode sebagai tempat untuk sesajian persembahan kepada leluhur.
Proses pembangunan rumah adat Mbaru Niang, Wae Rebo
Proses pembangunan rumah adat Mbaru Niang, Wae Rebo - img by designboom

Setiap rumah adat Mbaru Niang memiliki dua pintu, yaitu di depan, di belakang. Selain itu juga terdapat empat jendela kecil. Pintu depan setiap rumah adat dibangun menghadap ke compang. Compang adalah titik pusat Kampung Wae Rebo yang berada di batu melingkar di depan rumah utama. Compang dipakai sebagai pusat kegiatan warga untuk mendekatkan diri dengan alam, leluhur dan Tuhan.

Struktur dan Konstruksi

Rumah adat Mbaru Niang strukturnya terdiri dari 5 lantai yang memiliki fungsi tertentu. Tiang utama dibuat dari bahan kayu Worok, papan lantai dibuat dari kayu Ajang, sementara untuk balok-balok struktur rumah menggunakan kayu Uwu.

Gambar struktur rumah mbaru niang wae rebo
Gambar struktur rumah mbaru niang wae rebo - hdesignideas.com


Rangka atap rumah dibuat dari bambu, ada juga yang dibuat dari kayu yang berukuran 1 cm, yaitu kayu kentil. Kayu-kayu ini dirangkai membentuk ikatan-ikatan panjang, yang kemudian diikatkan secara horizontal membentuk lingkaran pada setiap tingkatan lantai rumah.

Proses pembangunan rumah adat ini dimulai dengan meletakan tiang utama pada lantai dasar yang dimasukan sekitar 1,50 sampai 2.00 meter ke dalam tanah. Supaya tiang utama ini tidak cepat lapuk, tiang ini dilapisi ijuk. Lantai dasar rumah ini dibuat seperti panggung, tingginya sekitar 1.20 m dari permukaan tanah.

pembangunan rumah adat mbaru niang
Proses pemasangan atap - hdesignideas.com

Tahap selanjutnya adalah pemasangan balok-balok lantai dan langkah yang sama dilakukan hingga lantai yang terakhir. Tiang disetiap tingkat lantainya ternyata tidak menerus, namun terputus disetiap tingkat lantainya. Setelah setiap lantainya berbentuk lingkaran, proses selanjutnnya yaitu memasang rangka atap atap yang terbuat dari bambu. Rumah ini menggunakan bahan rotan sebagai bahan balok-balok strukturnya.

Penghargaan

Karena kelangkaan dan keunikannya, rumah adat Mbaru Niang diberikan pengharhargaan oleh UNESCO Asia-Pacific Awards for Cultural Heritage Conservation. Ini merupakan penghargaan tertinggi dalam bidang konservasi warisan budaya tahun pada 2012. Wae Rebo berhasil menyingkirkan pesaing-pesaing dari seluruh dunia yang juga tak kalah uniknya. Selain itu, Rumah adat ini ternyata menjadi salah satu kandidat peraih Aga Khan untuk arsitektur tahun 2013.

Rumah Adat Mbaru Niang, Wae Rebo
Rumah Adat Mbaru Niang, Wae Rebo - pinterest

Demikianlah mengenai Rumah Adat Mbaru Niang di Kampung Wae Rebo, Flores. Bahkan dunia telah mengakui keunikan arsitektur rumah adat ini. Sebagai generasi penerus hendaknya bangga memiliki warisan yang mendunia. Keunikan rumah ini dapat menjadi inspirasi arsitek-arsitek di Indonesia untuk menciptakan karya yang mampu menghargai kearifan lokal.

Referensi : 

Antar, Yori. (2012). “Neka Hemong Wae Rebo”. Majalah Backpackin, Edisi agustus-september 2012. Hal : 30-32 disadur dari Buku Pesan Dari Wae Rebo).
https://id.wikipedia.org/wiki/Mbaru_Niang
https://merahputih.com/post/read/mbaru-niang-rumah-adat-masyarakat-wae-rebo-di-ntt