Dalam artikel ini Arsitur akan membahas mengenai perancangan ramp pada bangunan. Hal yang berkaitan dengan perancangan ramp pada bangunan meliputi: definisi ramp, standar ukuran ramp, syarat pembuatan ramp, jenis ramp, dan ramp standar yang sering dibuat sebagai akses naik turun pada bangunan.

Biasanya kita hanya mengenal tangga sebagai media untuk naik/turun pada bangunan berlantai tingkat. Namun bagaimana jika ingin naik turun lantai jika menggunakan troli, kursi roda atau brankar pasien rumah sakit ? Pasti tidak mungkin menggunakan tangga.

Sebelum ditemukannya lift elektrik pada bangunan, dari sejak jaman dahulu orang-orang sudah menggunakan ramp untuk menaiki level lantai yang lebih tinggi. Ramp dibuat dengan kemiringan yang cukup nyaman untuk dilalui orang maupun kereta barang.

Definisi Ramp

Definisi Ramp adalah bidang miring yang dibuat untuk menghubungkan perbedaan ketinggian lantai, ramp memiliki permukaan yang lurus, berbeda dengan tangga menggunakan sistem pijakan berundak-undak. Ramp memiliki tingkat kemiringan tertentu yang dapat dilalui dengan nyaman oleh manusia.

Perancangan Ramp pada Bangunan
Perancangan Ramp pada Bangunan

Keunggualan ramp dibanding tangga adalah bisa dilalui oleh roda, baik oleh kursi roda, kendaraan maupun troli barang. Karena itu pada bangunan yang ramah terhaap difable hendaknya menggunakan ramp sehingga masih terjangkau oleh pengguna kursi roda. Selengkapnya tentang ramp bisa dibaca disini.

Namun  bila dibandingkan dengan tangga, ramp membutuhkan lebih banyak ruang, memiliki dimensi yang lebih panjang sehingga perancang bangunan  harus benar-benar sermat dalam menempatkan ramp tersebut.

Baca juga : Perancangan Travelator dalam Bangunan

Syarat Perancangan Ramp

standar ramp yang bisa dijadikan pedoman

Ramp yang dibuat harus memenuhi standar desain yang telah diakui, ramp tidak boleh dibuat terlalu curam karena bisa membahayakan pengguna, namun juga tidak boleh terlalu panjang karena akan memakan banyak ruang. Beberapa syarat pembuatan ramp dijabarkan sebagai berikut.

  • Kemiringan suatu ramp untuk di dalam bangunan tidak boleh melebihi rasio tinggi:panjang = 1:12.
  • Perhitungan kemiringannya  tidak termasuk awalan/atau akhiran ramp (curb ramb/landing). Sedangkan kemiringan suatu ramp untuk di luar bangunan adalah 1:15 atau kemeringan standarnya adalah 10 derajat.
  • Maksimum panjang mendatar dari satu ramp (dengan kemiringan 1:12 ) tidak boleh melebihi dari 900 cm.
  • Lebar minimum dari suatu ramp adalah 95 cm.
  • Untuk ramp yang juga digunakan sekaligus untuk pejaln kaki adalah dan pelayanan angkutan barang harus dipertimbangkan secara seksama lebarnya,  sehingga bisa dipakai untuk kedua fungsi tersebut
  • Landing atau muka datar pada awalan atau akhiran dari suatu ramp harus bebas dan datar, sekurang-kurangnya bisa untuk memutar kursi roda dengan ukuran minimum 150 cm.
  • Permukaan datar dari landing (baik awalan atau akhiran ramp) harus memiliki tekstur sehingga tidak licin baik diwaktu hujan atau tidak.
  • Pembatas rendah pinggir  ramp (low curb) dirancang untuk menghalangi roda kursi roda agar tidak terperosok atau keluar dari jalur ramp. 
  • Apabila berbatas langsung dengan lalu-lintas jalan umum atau persimpangan harus dibuat sedemikian rupa agar tidak mengganggu jalan umum.
  • Ramp harus dilengkapi dengan pencahayaan yang cukup yang akan membantu pengguna ramp saat malam hari. 
  • Penerangan khususnya disediakan pada bagian-bagian ramp yang memiliki ketinggian terhadap muka tanah sekitarnya dan dibagian-bagian yang membahayakan.
  • Ramp juga harus dilengkapi dengan pegangan (handrail) yang dijamin kekuatannya dan dengan ketinggian yang sesuai untuk pengguna ramp.
  • Material lantai ramp juga harus diperhatikan biasanya menggunakan agregat yang kasardan juga harus di buta sedikit bantalan pada ramp.

Jenis Ramp Berdasarkan Tingkat Kemiringannya

Ada beberapa jenis ramp yang bisa kita jumpai dalam banyak bangunan di sekitar kita. Menurut kemiringannya, ramps dibagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut :

Ramp Rendah

Memiliki kemiringan sampai dengan 5% kemiringan (00-50). Ramps jenis low atau landai ini tidak perlu menggunakan anti selip untuk lapisan permukaan lantainya. Ramp ini cocok digunakan untuk area perancangan yang luas, cocok untuk jogging track, jalur troli atau jalur kursi roda karena tidak akan menyebabkan penggunanya lelah melewati ramp ini.

Ramp Sedang

Ramps sedang atau medium dengan kemiringan sampai dengan 7% (50-100) dianjurkan menggunakan bahan penutup lantai anti selip. Ramp sedang mungkin akan banyak kita jumpai pada parkir di basement hotel dan pusat perbelanjaan sebagai jalan naik turun kendaraan bermotor. Dengan adanya ramp, kendaraan bisa diletakan di bawah gedung sehingga menghemat lahan parkir.

Ramps Curam

Ramps curam atau steep dengan kemiringan antara sampai dengan 90% (100-200) yang dipersyaratkan harus menggunakan bahan anti selip pada permukaan lantai dengan dibuat kasar. Ramp ini mungkin lebih cocok digunakan untuk parkir dan akses darurat saja, dan juga tidak baik jika dibuat terlalu tinggi karena bisa berbahaya.

Perlindungan Pengguna Ramp

perlindungan dan standar keamanan untuk pengguna ramp

Karena kemiringan terkadang membuat potensi kecelakaan, maka disarankan untuk memasang pelindung saat membuat ramp pada bangunan. Untuk ramp yang akan dilewati pejalan kaki, perlu dilengkapi dengan railing terutama untuk handicapped / disabled person (penderita cacat tubuh, yang sekarang lebih dikenal sebagai para “Difable” atau Different ability people).

Demikianlah mengenai Perancangan Ramp pada Bangunan, semoga bermanfaat, terima kasih. beberapa artikel lain mungkin juga akan bermanfaat untuk sahabat simak.

Baca Juga :

Daftar Pustaka dan Referensi :

  • Richard Untermann dan Robert Small. 1984, Site Planing for Cluster Housing. Bandung: Intermedia
  • http://jurnalarsitek.blogspot.co.id/2016/05/pengertian-ramp-standar-pembuatan.html