Dilatasi merupakan pemutusan struktur yang sengaja dilakukan untuk bangunan yang panjang. Artikel berikut ini akan membahas mengenai Pengertian Dilatasi, Fungsi dan Tujuan Dilatasi beserta Contoh penerapan dilatasi pada bangunan.

Pengertian Dilatasi, Fungsi dan Tujuan Dilatasi beserta Contoh Penerapannya
Pengertian Dilatasi, Fungsi dan Tujuan Dilatasi beserta Contoh Penerapannya

Pengertian Dilatasi

Dilatasi adalah sebuah sambungan atau pemisahan pada bangunan karena sesuatu hal memiliki sistem struktur berbeda. Hal ini dilakukan agar pada saat terjadinya beban (gaya vertikal dan horizontal, seperti pergeseran tanah atau gempa bumi) pada bangunan tidak menimbulkan keretakan atau putusnya sistem struktur bangunan tersebut.

Ditalasi baik digunakan pada pertemuan antara bangunan yang rendah dengan bangunan yang tinggi, antar bangunan induk dengan bangunan sayap dan bagian bangunan lain yang mempunyai geometris.

Dalam Nugroho (2016) dijelaskan bahwa dilatasi merupakan sambungan/jalur pada bangunan yang memiliki struktur berbeda. Dilatasi bangunan juga dapat diartikan sebagai pembagian struktur bangunan yang tidak simetris menjadi beberapa blok/bagian denah bangunan simetris. Pelebaran bangunan biasanya diterapkan pada pertemuan bangunan rendah dengan tinggi, antara bangunan induk dengan sayap dan bangunan dengan denah yang tidak simetris. 

Fungsi dan Tujuan Dilatasi

Ditalasi berfungsi menghindari ternyadinya ketertakan atau putusnya sistem struktur bangunan apabila terjadi beban pada bangunan akan berpotensi mengalami benturan. Benturan pada elemen struktur dapat menyebabkan keruntuhan pada bangunan akibat rusaknya elemen struktur yang terbentur.

Penyelesaian masalah benturan secara konvensional adalah dengan menggunakan dilatasi sebagai jarak antar bangunan sedemikian sehinggabenturan tidak terjadi bila terjadi gempa.

Dilatasi bangunan
Dilatasi bangunan

Menggabungkan dua struktur bangunan menjadi satu kesatuan juga dapat menghindari masalah benturan. Alternatif lainnya adalah menggunakan material penyerap energi benturan sehingga benturan yangterjadi tidak menyebabkan kerusakan pada elemenstruktur.

Penggunaan dilatasi diantara dua bangunan yang berdampingan menyebabkan setiap bangunan bekerja sebagai suatu sistem tunggal yang terpisah. Lebar dilatasi yang dapat mencegah benturan antar dua bangunan telah diatur dalam peraturan gempa Indonesiadan peraturan internasional.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2016) dapat disimpulkan bahwa pada bangunan degan bentuk denah yang tidak beraturan, sebaiknya strukturnya dipisahkan dengan dilatasi untuk meningkatkan kinerja struktur bangunan. Ditemukan bahwa bangunan dengan dilatasi ketahanan strukturnya lebih baik daripada tanpa dilatasi, asalkan dilatasi bangunan diberikan cukup jarak agar tidak menimbulkan benturan antar struktur bangunan.  

Jenis-Jenis Dilatasi

Terdapat beberapa jenis ditalasi yang ada, setiap jenis memiliki penempatan khusus terngantung pada bentuk bangunan.

Contoh dilatasi
Contoh dilatasi

Ditalasi dengan 2 Kolom

Dilatasi dengan 2 kolom adalah metode pemisahan struktur bangunan dengan membuat 2 kolom berdekatan dimana setiap satu kolom menanggung struktur bangunan masing-masing sehingga dalam hal ini tidak ada hubungan struktur rigid yang menyambung 2 kolom yang berdekatan tersebut. 

Dilatasi dengan 2 kolom ini biasanya dihubungkan dengan penutup yang bersifat felksibel dan akan hancur jika terjadi pergesera struktur pada salah satu bangunan.

dilatasi dengan 2 kolom
dilatasi dengan 2 kolom

Dilatasi dengan 2 kolom biasanya digunakan untuk bangunan yang bentuknya memanjang (linier).Dengan adanya dilatasi maka jarak kolom akan menjadi pendek.

Untuk lebih mengerti megenai dilatasi kolom, Arsitur telah membuat ilustrasi sebagai berikut :

dilatasi kolom
ilustrasi dilatasi kolom (by sketchup)

Pada gambar di atas, warna oranye adalah plat lantai yang menyatu dengan struktur bangunan, sementara penutup warna hijau adalah penutup pada struktur dilatasi. Jika terjadi gempa atau pergeseran tanah, struktur pada bangunan kanan dan kiri mungkin saja memiliki pergerakan yang berbeda dan karena dimensi bangunan yang terlalu panjang dan jika dibuat rigid tanpa dilatasi maka struktur akan lebih mudah patah. 

Dengan menambahkan dilatasi maka dampak patahan dapat diatasi, bagian penutup berwarna hijau sebagai struktur penyambung akan lebih dahulu hancur untuk menghindari kehancuran pada struktur utama yang berwarna oranye. Dengan demikian struktur utama akan tetap kokoh dan hanya memerlukan sedikit perbaikan finising pada area berwarna hijau.

Ditalasi dengan Balok Kantiliver

dilatasi kantilever
dilatasi kantilever

Dilatasi juga bisa dilakukan dengan struktur balok kantilever. Bentang balok kantilever maksimal 1/3 dari bentang balok induk. Pada lokasi dilatasi bentang kolom dirubah ( diperkecil ) menjadi 2/3 bentang kolom yang lain.

Ditalasi dengan Balok Gerber

dileatasi dengan balok gerber
dileatasi dengan balok gerber

Sistem ini dipergunakan apabila diinginkan jarak kolom tetap sama.Sistem ini memiliki kelemahan apabila ada beban horizontal yang cukup besar ( akibat gempa bumi ) akan berakibat fatal ( lepas dan jatuh ).

Ditalasi dengan Konsol

dilatasi dengan konsol
dilatasi dengan konsol

Dengan sistem ini jarak kolom dapat dipertahankan sama. Umumnya dipergunakan pada bangunan yang menggunakan material prefabrikasi.

Penerapan Dilatasi

jarak dilatasi
jarak dilatasi

Penerapan sistem dilatasi perlu diperhatikan jaraknya. Jarak dilatasi harus benar – benar diperhitungkan. Dilatasi yang terlalu sempit apabila terkena pergeseran akibat gaya vertical maupun horizontal akan timbul banyak masalah,mulai dari dilatasi itu sendiri yang rusak, kebocoran yang sulit diperbaiki, sampai kerusakan – kerusakan di bagian lain akibat saling bertabrakannya blok bangunan satu dengan yang lainnya.



Dilatasi Aman
Dilatasi Aman

Bentuk Denah bangunan sebaiknya sederhana, simetris, dan dipisahkan (pemisahan struktur). Untuk menghindari adanya dilatasi (perputaran atau pergerakan) bangunan saat gempa. Namun dilatasi ini pun menimbulkan masalah pada bangunan yaitu :

  • Dua atau beberapa gedung yang dilatasi akan mempunyai waktu getar alami yang berbeda, sehingga akan menyebabkan benturan antar gedung,
  • Ketidak efektifan dalam pemasangan interior, seperti : plafond, keramik, dll
  • Perlunya konstruksi khusus (balok korbel).
  • Dilatasi bangunan biasanya diterapkan pada :
  • Bangunan yang mempunyai tinggi berbeda – beda. ( pertemuan antara bangunan yang rendah dengan yang tinggi ).
  • Pemisah bangunan induk dengan bangunan sayap.
  • Bangunan yang memiliki kelemahan geometris.
  • Bangunan yang memiliki panjang >30m.
  • Bangunan yang berdiri diatas tanah yang kurang rata.
  • Bangunan yang ada didaerah gempa.
  • Bangunan yang mempunyai bentuk denah bangunan L, T, Z, O, H, dan U.
Denah Bangunan
Denah Bangunan

Demikianlah mengenai Pengertian Dilatasi, Fungsi dan Tujuan Dilatasi beserta Contoh Penerapannya, semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi pembaca sekalian.

Baca Juga :

 Referensi

  • Nugroho, Fajar (2016). Building Performance Evaluation of A.N.S Hotel Building Plan with and Without Dilatation in Earthquake Prone Areas. Department of Civil Engineering: Institut Teknologi Padang, Indonesia
  • http://projectmedias.blogspot.com/2013/10/dilatasi-bangunan.html
  • http://engineeringbuilding.blogspot.com/2011/06/perencanaan-bangunan-tahan-terhadap.html