Syarat Perancangan Lift

Elevator ( lift ) adalah alat transpotasi pada bangunan yang bergerak secara vertikal yang membawa penumpang, peralatan, dan muatan dari satu tungkat ketingkat yang lain

Tata Cara Perancangan Lift dalam Bangunan
Tata Cara Perancangan Lift dalam Bangunan



Secara umum (tidak mengikat) syarat dalam mendesain sistem transportasi lift adalah sebagai berikut:
  1. Minimal tersedia 1 buah lift untuk bangunan melebihi 3 tingkat.
  2. Minimal tersedia 1 buah lift untuk bangunan melebihi 1 tingkat jika ada pengguna manula dan atau difabel.
  3. Jarak jalan ke area lift maksimal 45 meter.
  4. Lobby lift cukup luas dan berdekatan dengan tangga.
  5. Sebuah lift hanya melayani maksimal 15 lantai agar waktu tunggu tidak terlalu lama. Tersedia express lift untuk bangunan melebihi 15 lantai (sistem zona lift). Express lift mem-bypass lantai-lantai bawah dan langsung berhenti di lantai 16, 17, 18, dst.
  6. Tersedia skylobby untuk setiap kelipatan 20-25 lantai. Skylobby adalah lantai lobby di mana orang turun dari lift express dan berpindah ke lift-lift lokal yang berhenti pada tiap lantai di atasnya. Dengan demikian kebutuhan ruang core/shaft lift bisa tetap.

Jika ada dua deret lift berhadap-hadapan maka lebar lobby dibuat sekitar 3,5 – 4,5 meter atau dua kali panjang lift. Satu deret lobby sebaiknya tidak lebih dari 3 buah lift agar calon penumpangnya bisa dengan mudah melihat lift yang terbuka atau tersedia.

Baca juga : Perancangan Travelator dalam Bangunan

Kebutuhan Ruang Mesin Lift

Kebutuhan ruang mesin lift disatukan pula dengan kebutuhan ruang mesin AC, ruang mesin-mesin pompa air, reservoir antara untuk persediaan air bersih dan lain-lain. Ruang mesin tersebut berupa beton tulang yang padat dan kokoh yang berfungsi pula sebagai penghadang menjalarnya kebakaran ke atas. Sedangkan skylobby-skylobby tersebut terletak di atas ruang-ruang mesin yang kokoh tersebut.

Adanya ruang-ruang mesin antara tersebut juga sangat menghemat energi listrik untuk pemompaan air bersih, penghawaan mekanis dan AC dan penghematan rongga-rongga untuk tabung-tabung instalasi listrik, AC maupun pemipaan. Secara struktural, ruang mesin yang kokoh tersebut, pasti dapat menambah ketahanan gedung terhadap gaya-gaya horizontal akibat gempa ataupun angin.

Baca juga : Jenis-jenis Lift dalam Bangunan

Perhitungan Waktu Tempuh Lift

Waktu ini hanya dapat dihitung secara pendekatan sebab perjalanan lift antar lantai pasti tidak akan mencapai kecepatan yang menjadi kemampuan lift itu sendiri dan pada perjalanan lift non stop, kecepatan kemampuanya baru tercapai setelah lift bergerak beberapa lantai dulu, misalnya lift dengan kemampuan bergerak 6m/detik baru dapat mencapai kecepatan tersebut setelah bergerak 10 lantai.

Dalam praktek, perhitungan elevator dilakukan oleh supplier lift yang menghitung kebutuhan lift berdasarkan data-data dari pabrik pembuatnya. Secara pendekatan, yaitu perjalanan bolak balik lift terdiri dari:

  • Penumpang memasuki lift lantai dasar yang memerlukan waktu 1,5 detik per orang dan untuk lift dengan kapasitas m orang perlu waktu …..… 1,5 detik
  • Pintu lift menutup kembali…………………… 2 detik
  • Pintu lift membuka di setiap lantai tingkat ……………………. (n-1) 2 detik
  • Penumpang meninggalkan lift di setiap lantai dalam 1 zone sebanyak
  • (n-1) lantai : (n-1) x m/n-1 x 1.5 detik……………………………….. 1,5 detik
  • Pintu lift menutup kembali di setiap lantai tingkat ………………(.n-2) 2 detik
  • Perjalanan bolak-balik dalam 1 zone ………………………………. detik
  • Pintu membuka di lantai dasar ………………………………………. 2 detik.
Demikianlah mengenai perancangan lift dalam bangunan, semoga bermanfaat, terima kasih.