Sejak manusia diciptakan dibumi ini, dia selalu berdampingan dengan alam, yang disini dijabarkan sebagai iklim dan lingkungan. Kemana saja manusia melangkah, alam selalu didekatnya. Manusia memang tak akan dapat melepaskan diri dari pelukannya, dari batasan-batasan dan hukum-hukumnya.

Oleh sebab itu alam (iklim dan lingkungan) memegang peranan yang amat besar dalam membentuk  segala cara hidup manusia: pola tingkah laku serta hasil tingka laku manusia itu sendiri. Secara singkat dapat dikatakan bahwa: iklim dan lingkungannlah yang membentuk kebudayaan manusia.

Manusia dan Arsitektur
Hubungan Manusia dan Arsitektur


Keadaan alam yang berbeda melahirkan jenis kebudayaan yang berbeda pula. Perbedaan alam yang kecil saja sudah cukup kuat untuk melahirkan kebudayaan yang bercorak lain. Kebudayaan dengan  warna tertentu, mempunyai corak arsitektur yang tertentu pula. Karena itu dapat dikatakan. Arsitektur adalah cermin kebudayaan.

Para antropologi dan archeologi dapat mengisahkan secara terperinci kebudayaan yang telah lama berlalu, hanya dengan meneliti arsitektur yang masih tertinggal dengan alat-alat yang ada di dalamnya. Dari reruntuhan bangunan ibadah dapat dijelaskan apa bentuk kepercayaan kuno yang dianut oleh masyarakat dulu.

Baca juga : 7 Ikon Karya Arsitektur Dekonstruksi di Dunia

Apakah ada upacara kurban atau tidak, apakah bentuk kepercayaannya, bagaimana sistem keluargannya, perekonomiannya dan sebagainnya. Bangunan yang mencerminkan sifat kebudayaan, lebih jau lagi dapat mencerminkan suatu negara tertentu beserta periodenya dalam sejarah. Bangunan serupa itu disebut  The Master Work.

Sebenarnya bagaimana arsitektur hadir dalam mulanya? Bila dia hadir? Dia hadir sejak manusia menciptakan ruang tempat tinggal, yang semata-mata merupakan tempat perlindungannya terhadap alam, dalam rangka mempertahankan hidupnya  jadi mula-mula arsitektur hadir dari kebutuhan semata-mata.

Setalah manusia dengan mantap berhasil mempertahankan hidupnya,dia mulai mencari kesenangan atas kepuasan bathin dari benda-benda yang membuatnya dapat tetap mempertahankan hidupnya. Salah satu dari benda-benda itu adalah tempat tinggalnya.dengan keahliannya ia mulai bermain dengan bentuk, warna,dan tekstur yang mampu menyentuh perasaan, entah senang, takjub, takut atau yang lainnya.

Makin lama pengolahan-pengolahan ini makin berkembang. Dengan sedikit keahlian petukangan, pengetahuan membangun secara praktis dan secara spontan serta dengan akal yang dipunyainya, dia memecahkan secara logis kebutuhan-kebutuhan hiudupnya yang sangat dekat dengan alam.

Baca juga : Prospek Kerja Lulusan Arsitektur

Kebudayaanpun menuntut suatu kebutuhan yang lebih rumit, arsitektur 1 ruang menjadi arsitektur banyak ruang , begitu pula jenis bangunan, dari rumah tinggal menjadi lebih bervariasi : lumbung padi, penggilingan padi dan sebagainya.

Bangunan-bangunan ini sangat dekat dengan alam, memakai bahan alam dan dipecahkan secara alamiah. Bangunan ini dinamakan archetype. Karena jarang merupakan hasil individu, melainkan hasil pemecahan bersama. Pada bangunan ini, bentuk-bentuk warna-warna dan arsitektur semakin diperhatikan.

Permainan bentuk semakin menajam untuk mendapatkan sesuatu yang indah. Keindahan brarti seni Visual, dan tak dapat disangkal lagi bahwa arsitektur  adalah bagian –dari seni visuil. Bahkan orang-orang jaman dahulu memberikan predikat ibu seni pada arsitektur. Pada masa sekarangpun kedudukan arsitektur didalam seni tidaklah goyah.