agrowisata
Agrowisata The Silas Bedugul Bali (sumber : ig the_silas_agrotourism)

Kita sering mendengar istilah agrowisata, dan akhir-akhir ini pemerintah sepertinya sedang menggalakkan program agrowisata di berbagai wilayah di Indonesia. Apakah yang dimaksud dengan agrowisata ? bagaimana desain agrowisata dan apa contoh agrowisata di Indonesia ? Artikel berikut akan membahas mengenai definisi dan jenis agrowisata.

Definisi Agrowisata

Pengertian Agrowisata jika dilihat secara harfiah berasal dari bahasa inggris yaitu agrotourism yang merupakan perpaduan dari kata agro yang berarti pertanian dan tourism yang berarti pariwisata. Agrowisata dapat berarti berwisata ke daerah pertanian dan perkebunan.

Pertanian yang dimaksud adalah dalam arti luas meliputi pertanian rakyat, perkebunan, peternakan, dan perikanan ( Sudiasa, 2005). Disebutkan dalam Yoeti (2000) bahwa agrowisata merupakan salah satu alternatif potensial untuk dikembangkan di daerah pedesaan. Ruang lingkup dan batasan mengenai agrowisata dijelaskan bahwa agrowisata adalah suatu jenis pariwisata yang khusus menjadikan hasil pertanian, peternakan, perkebunan sebagai daya tarik utama bagi wisatawan yang berkunjung.
 
agrowisata, pariwisata, jenis agrowisata
Contoh Agrowisata dengan kedai

Dalam istilah sederhana, Agritourism didefinisakan sebagai perpaduan antara pariwisata dan pertanian dimana pengunjung dapat mengunjungi kebun, peternakan atau kilang anggur untuk membeli produk, menikmati pertunjukan, mengambil bagian aktivitas, makan suatu makanan atau melewatkan malam bersama di suatu areal perkebunan atau taman (Utama, 2013:hal.1).

Di Indonesia, Agrowisata atau Agroturisme didefinisikan sebagai sebuah bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro (agribisnis) sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian. Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata.

Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian. Melalui pengembangan Agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, diharapkan bisa meningkatkan pendapatan petani sambil melestarikan sumber daya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal (indigenous knowledge) yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya (Deptan, 2005).


Jenis Agrowisata

Pada era ini, manusia di bumi hidupnya dipenuhi dengan kejenuhan, rutinitas dan segudang kesibukan. Pengembangan Agrowisata dapat diarahkan dalam bentuk ruangan tertutup (seperti museum), ruangan terbuka (taman atau lansekap), atau kombinasi antara keduanya. Tampilan Agrowisata ruangan tertutup dapat berupa koleksi alat-alat pertanian yang khas dan bernilai sejarah atau naskah dan visualisasi sejarah penggunaan lahan maupun proses pengolahan hasil pertanian.

Agrowisata ruangan terbuka dapat berupa penataan lahan yang khas dan sesuai dengan kapabilitas dan tipologi lahan untuk mendukung suatu sistem usahatani yang efektif dan berkelanjutan. Komponen utama pengembangan Agrowisata ruangan terbuka dapat berupa flora dan fauna yang dibudidayakan maupun liar, teknologi budidaya dan pascapanen komoditas pertanian yang khas dan bernilai sejarah, atraksi budaya pertanian setempat, dan pemandangan alam berlatar belakang pertanian dengan kenyamanan yang dapat dirasakan. Agrowisata ruangan terbuka dapat dilakukan dalam dua versi/pola, yaitu alami dan buatan (Deptan, 2005).

Selanjutnya Agrowisata ruangan terbuka dapat dikembangkan dalam dua versi/pola, yaitu alami dan buatan, yang dapat dirinci sebagai berikut:

1. Agrowisata Ruang Terbuka Alami

Agrowisata Terbuka Alami
Agrowisata Terbuka Alami

Objek Agrowisata ruangan terbuka alami ini berada pada areal di mana kegiatan tersebut dilakukan langsung oleh masyarakat petani setempat sesuai dengan kehidupan keseharian mereka. Masyarakat melakukan kegiatannya sesuai dengan apa yang biasa mereka lakukan tanpa ada pengaturan dari pihak lain. Untuk memberikan tambahan kenikmatan kepada wisatawan, atraksi-atraksi spesifik yang dilakukan oleh masyarakat dapat lebih ditonjolkan, namun tetap menjaga nilai estetika alaminya.

Sementara fasilitas pendukung untuk kenyamanan wisatawan tetap disediakan sejauh tidak bertentangan dengan kultur dan estetika asli yang ada, seperti sarana transportasi, tempat berteduh, sanitasi, dan keamanan dari binatang buas. 
 
Contoh Agrowisata terbuka alami adalah kawasan Suku Baduy di Pandeglang dan Suku Naga di Tasikmalaya, Jawa Barat, Suku Tengger di Jawa Timur, Bali dengan teknologi subaknya, dan Papua dengan berbagai pola atraksi pengelolaan lahan untuk budi daya umbi-umbian.

2. Agrowisata Ruang Terbuka Buatan

Agrowisata Terbuka Buatan
Agrowisata Terbuka Buatan

Kawasan Agrowisata ruang terbuka buatan ini dapat didesain pada kawasan-kawasan yang spesifik, namun belum dikuasai atau disentuh oleh masyarakat adat. Tata ruang peruntukan lahan diatur sesuai dengan daya dukungnya dan komoditas pertanian yang dikembangkan memiliki nilai jual untuk wisatawan. Demikian pula teknologi yang diterapkan diambil dari budaya masyarakat lokal yang ada, diramu sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan produk atraksi Agrowisata yang menarik.

Fasilitas pendukung untuk akomodasi wisatawan dapat disediakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern, namun tidak mengganggu keseimbangan ekosistem yang ada. Kegiatan wisata ini dapat dikelola oleh suatu badan usaha, sedang pelaksana atraksi parsialnya tetap dilakukan oleh petani lokal yang memiliki teknologi yang diterapkan.

Contoh Agrowisata di Indonesia

Berikut ini merupakan beberapa contoh Agrowisata di Indonesia yang bisa sahabat kunjungi untuk memahami lebih jauh mengenai agrowisata :

agrowisata
Agrowisata The Silas Bedugul Bali (sumber : ig the_silas_agrotourism)

agrowisata
Agrowisata Bhumi Merapi (sumber : ig ibuuun___)

agrowisata indonesia
Agrowisata Kuntum farm field (sumber : ig kuntumfarmfield)

Demikianlah mengenai agrowisata, semoga bermanfaat. Terima kasih.


Detail Artikel :