Suatu bangunan yang memiliki ruang, apabila ditempati atau dihuni maka akan terjadi suatu hubungan timbal balik antara ruang dengan penghuni tersebut. 

Dalam konteks ini tidak hanya manusia saja yang disebut penghuni ruang, tetapi juga makhluk hidup lainnya yang menempati ruangan tersebut.Karena selain rumah manusia juga ada rumah anjing, kandang sapi, kandang ayam, sampai rumah semut.

Hubungan Ruang dengan Penghuninya dalam Arsitektur
Hubungan Ruang dengan Penghuninya dalam Arsitektur

Namun dalam konteks manusia dan arsitektur, manusialah yang memiliki paling banyak macam korelasi dengan ruangan karena memiliki cipta rasa dan karsa.Hubungan tersebut dibagi menjadi hubungan secara fisik maupun non fisik (psikis) ruang.

1. Hubungan Fisik Ruang

Yang diperhatikan dalam hubungan secara fisik berkaitan dengan unsur-unsur desain secara fisik yang ada dalam ruangan tersebut, meliputi :

a. Bentuk

Bentuk ruangan hendaknya sesuai dengan kebutuhan penghuninya, memberikan rasa aman dan nyaman. Bentuk rangan yang umum adalah segi empat dan lingkaran

b. Dimensi

Dimensi ruang harusnya melibihi dimensi penghuninya sendiri sehingga penghuni bisa masuk dan menghuni ruang tersebut

c. Skala & Proporsi

Skala berkaitan dengan perbandingan dimensi bangunan dengan penghuninya.Walaupun dimensinya sudah lebih besar dan bisa dihuni, tetap harus diperhatikan juga seberapa besar perbandingannya sehingga tidak terlalu besar atau kecil. Ini juga akan mempengaruhi kaidah estetika.

d. Komposisi solid/void

Komposisi solid merupakan elemen padat, seperti tembok batako dan lantai keramik. Sedangkan komposisi void merupakan komposisi berongga (hampa) seperti lubang cerobong asap dan dinding gazebo yang hanya dibatasi tiang.

e. Material (Tekstur, Warna & Finishing)

Aplikasi material pada elemen ruang juga berkaitan dengan adanya tekstur dan warna dari material itu sendiri.Material mempengaruhi suasana dan kondisi ruang. Finishing yang baik akan membuat material lebih awet. 

Baca juga : Axis (Sumbu) atau Garis As dalam Arsitektur

f. Kualitas Fisik

Kualitas yang dimaksud adalah kualitas material maupun kualitas pemasangannya, karena secara fisik masih dapat diamati yang mana pemasangan yang rapi, bagus dan kokoh dan yang mana pemasangan yang asal-asalan.

g. Sistem Utilitas

Sistem oprasional meliputi sistem buka tutup pintu, aliran udara, laju cahaya dan juga akustik yang dapat dirasakan secara fisik.

h. Elemen tambahan (furniture)

Meskipun bukan merupakan bagian yang menyatu dengan ruang (pembentuk ruang) tetapi elemen ini mempunyai pengaruh yang signifikan dalam memunculkan kesan ruang. 

Keberadaan furniture menentukan corak desain, karena itu walaupun elemen ruang sudah bagus tetapi furniturenya tidak cocok juga akan merugikan.

i. Kaidah Estetika

Kaidah estetika meliputi kombinasi dari semua bagian-bagian di atas, seperti irama, penekanan, simetri, dan keseimbangan yang secara fisik dapat dilihat waaupun kesan estetika yang ditimbulkan bersifat relatif bagi setiap orang.

2. Hubungan (Psikis) Non Fisik terhadap ruang

Adalah hubungan timbal balik yang timbul karena intuisi dan pengalaman manusia dan untuk setiap orang tidak sama. Hubungan tersebut meliputi :

b. Kesan Terhadap Ruang

Kesan yang dirasakan setiap orang saat memasuki suatu ruangan tentu tidak sama, ada yang suka namun ada juga yang tidak suka. Ini juga tergantung dari suasana hati orang tersebut yang akan mempengaruhi cara pandangnya. 

Baca juga : Perbedaan Hue, Tint, Tones & Shades dalam Warna

c. Makna

Makna yang dirasakan dalam suatu ruangan tidak sama, ini kaena pengalaman manusia yang berbeda sehingga cara pandang terhadap ruang juga tidak sama.

d. Comfort

Ini berkaitan dengan nyaman atau tidaknya orang tinggal di suatu ruangan.Ada yang suka ruangan yang rame (ribet) ada juga orang yang nyaman di ruangan yang simple. Demikianlah mengenai hubungan ruang dengan penghuninya. 

Dalam suatu perancangan seorang perencana mungkin bisa dengan mudah menciptakan hubungan fisik yang baik antara ruang dengan penghuninya, namun dalam kenyataannya hubungan non fisik justru lebih sulit. Hal ini dikarenakan psikis seseorang berhubungan dengan pengalaman, intuisi, serta kepercayaan yang dianutnya. 

Contoh sederhana adalah adanya Feng Shui dalam bangunan milik orang keturunan Tionghoa atau adanya Tata Krama dalam Adat Jawa yang memperngaruhi bentuk arsitetur Joglo. 

Demikian mengenai Hubungan Ruang dengan Penghuninya dalam Arsitektur, semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan.