pinterest.com

Prospek Investasi Properti di Tengah Resesi Ekonomi – Mungkin belakangan ini kita sudah sering mendengar mengenai ancaman resesi global 2023 di berbagai platform media massa. Istilah resesi sendiri merupakan sebuah peristiwa dimana terjadi penurunan pada sektor ekonomi secara global yang berkepanjangan dalam sebuah periode.

Bila hal tersebut benar-benar terjadi maka perekonomian negara maju akan mengalami kontraksi, sedangkan pada negara berkembang akan melambat dan terjadi penurunan perdagangan saham. Meskipun belum pasti akan terjadi di Indonesia, namun banyak pihak yang sudah menghimbau masyarakat untuk mengantisipasi bila mana hal tersebut terjadi.

Adanya ancaman resesi ekonomi global 2023 dimulai dari kenaikan suku bunga oleh berbagai bank sentral di seluruh dunia. Kenaikan suku bunga tersebut sendiri diakibatkan karena pandemi covid-19 hingga perang Rusia-Ukraina. Banyak pihak yang memproyeksikan bahwa pada tahun ini perekonomian akan suram, lantas bagaimana prospek investasi properti di tengah resesi ekonomi 2023?

Prospek Investasi Properti di Tengah Resesi Ekonomi

Resesi ekonomi tentunya akan berdampak pada berbagai sektor termasuk sektor properti. Meski begitu investasi properti dapat menjadi pilihan yang menarik di tengah resesi ekonomi. Pasalnya harga properti akan cenderung turun atau stabil, sehingga dapat menjadi peluang bagi investor untuk membeli properti dengan harga yang lebih rendah.

Selain itu, investasi properti juga memiliki potensi keuntungan jangka panjang yang baik, terutama jika investor memiliki strategi yang tepat dalam mengelola propertinya. Sebagai contoh, jika investor membeli properti di lokasi yang strategis dan berkembang, maka potensi kenaikan nilai properti akan semakin besar.

Namun, sebelum memutuskan untuk berinvestasi dalam properti di tengah resesi ekonomi, investor perlu mempertimbangkan beberapa faktor. Faktor seperti stabilitas pasar properti dan kemampuan keuangan untuk mengelola properti di masa sulit menjadi hal yang harus diperhitungkan.

Investasi properti juga perlu diimbangi dengan diversifikasi portofolio agar risiko dapat dikelola dengan baik. Investor dapat mempertimbangkan untuk berinvestasi di properti komersial atau residensial yang berbeda-beda, atau diversifikasi ke dalam instrumen investasi lain seperti saham atau obligasi.

Sehingga meskipun investasi properti dapat menjadi pilihan yang menarik di tengah resesi ekonomi, investor perlu mempertimbangkan dengan hati-hati sebelum memutuskan untuk berinvestasi. Memiliki strategi yang tepat dalam mengelola properti dan melakukan diversifikasi portofolio juga sangat penting untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan keuntungan.

Investasi Properti Indonesia di Tengah Ancaman Resesi Ekonomi

Kabar baiknya, untuk Indonesia sendiri kondisinya masih relatif lebih stabil di bandingkan negara lain. Bahkan kini banyak pengembang dan investor yang tengah fokus pada proyek perumahan atau berekspansi ke aset baru seperti pusat data, logistik atau proyek lainnya.

Inflasi di Indonesia juga relatif lebih rendah yang diimbangi pula dengan kenaikan suku bunga yang rendah dan devaluasi mata uang yang lebih sedikit pula. Hal ini berbeda dengan yang tengah terjadi di negara maju seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa lainnya.

Dari sini dapat dikatakan bahwa investasi properti di Indonesia mendapatkan secercah harapan di tengah ancaman resesi ekonomi global 2023. Pasalnya pangsa pasar Asia Pasifik menjadi kawasan paling optimis terhadap pertumbuhan ekonomi. Diharapkan dari sentimen tersebut, sebanyak 53% investor real estate di kawasan Asia Pasifik mendapatkan dampak positif. Setidaknya ada 3 preferensi sektor teratas di kawasan Asia Pasifik di tahun 2023 yaitu :

Perkantoran sebanyak 68%

Industri dan logistik sebanyak 65%

Multifamily / build-to-rent sebanyak 42%

Ketiga sektor tersebut menjadi 3 preferensi teratas yang sama untuk para investor di seluruh dunia. Akan tetapi walaupun permintaan masyarakat akan kebutuhan properti masih cukup tinggi, namun tantangan inflasi dan kenaikan suku bunga harus tetap diantisipasi. Hal ini nantinya akan berdampak pada kenaikan harga bahan baku industri properti dan suku bunga KPR yang dapat memperlambat laju pembelian rumah.

Disini para developer dituntut untuk lebih inovatif ketika berbagai tantangan tersebut benar-benar terjadi. Namun menurut James Alan selaku Country Head konsultan properti Jones Lang LaSalle, Indonesia masih akan menjadi tujuan investasi properti baik bagi investor global maupun lokal.

Disamping itu dengan masifnya pembangunan ruas jalan tol baru dan tol di luar kota diharapkan akan memberikan pengaruh positif pada pengembangan properti, khusunya untuk kota-kota selain Jakarta.